WWW.RAJAPOKER88.COM, Melbourne - Ketika kita mendengar kisah tentang seseorang yang ketagihan seks yang sedang dalam pemulihan, apa yang terlintas dalam pikiran kita?
Terbayang para pria berjaket sedang melakukan seks dengan gadis-gadis muda seperti dalam tayangan Girls Gone Wild? Atau segerombolan penari telanjang yang lebih mencintai pekerjaannya daripada menjaga kesehatan? Atau terbayang seorang selebriti yang dipergoki dalam skandal selingkuh dan kemudian bersumpah untuk “mencari bantuan”?
Dikutip dari www.rajapoker88.com, seperti diakui pecandu seks dan cinta bernama Zoe (nama samaran), “pertemuan-pertemuan pemulihan merupakan salah satu lingkungan yang sangat kurang seksual, walau memang tidak sampai seperti berada dalam gereja. Semua orang di sana karena akibat-akibat dan kecanduan mereka, dan mereka ada di sana untuk suatu solusi.”
“Sebagaimana halnya dalam setiap pemulihan, ada saja orang yang berulah,” kata Libby (nama samaran), seorang mantan model.
“Ketika pertama kalinya memulai penanganan, aku masih sakit sekali sehingga menikmati hadir dalam pertemuan-pertemuan yang memungkinkan aku mencari perhatian dari para pria. Aku mengenakan push-up bra, hak tinggi…aku bahkan membawa penggetar (vibrator) dalam tas. Ketika itu aku tidak punya batasan tentang apa yang sepantasnya. Sebagian besar pemulihanku dikarenakan mendengarkan kaum pria dan mengertinya dari sisi sebaliknya.”
“Ketika kita melihat penyesalan seseorang dan ketulusan untuk berubah, kita melihat mereka sebagai manusia, bukan sebagai alat untuk membuat diri sendiri merasa lebih baik.”
Tom (nama samaran) memulai perawatan 2 tahun lalu ketika pernikahannya runtuh dan ia terseret menggunakan narkoba dan PSK. Ia berpendapat bahwa “kecanduan” ini sudah mulai sejak jauh sebelumnya.
“Aku mengingat semasa kanak-kanak, ketika orangtuaku menarik diri secara emosional, sehingga setiap kali aku mengalami kecemasan dan ketakutan, aku melawannya melalui beberapa jenis kebandelan,” katanya. “Akhirnya aku menemukan seks dan masturbasi menjadi cara pelampiasan utama.”
“Di sekolah, aku menyembunyikan beberapa majalah dan terobsesi untuk bisa melihatnya. Peningkatan adrenalin sewaktu membeli dan menyembunyikan pornografi menjadi aspek kuat kecanduan tersebut karena ada kemungkinan ketahuan dan dipermalukan.”
Ketika dewasa, Tom lanjut menggunakan seks dan percabulan sebagai cara mengusir kecemasan dan depresi.
“Walaupun aku memiliki kehidupan seks aktif dengan istriku, aku menggunakan pelacur-pelacur dan obat disfungsi ereksi sebagai sejenis ‘pengalaman puncak’. Aku tidur dengan orang yang membuatku tertarik, tidak peduli apapun.”
“Ketika aku sudah memasuki keadaan antisipasi tentang ganjarannya, terhentilah bagian pemikiran dalam diriku yang memikirkan tentang akibat. Urutannya sama dengan dengan urutan pada pecandu narkoba atau seperti seorang alkoholik yang punya dua sajian bir dan minum terus hingga 3 hari. Ketika orang memperkenalkan zat atau pemicu kenikmatan, hal itu mematikan kendali kita.”

Ketagihan Cinta?
Ketagihan Cinta dan cinta mengambil rupa dalam beragam pola perilaku kompulsif. Pada beberapa orang, mungkin melalui seks dan pornografi. Pada orang lain mungkin sebagai anoreksia emosional atau ketergantungan kepada hubungan saling bergantung, dan juga obsesi ataupaun khayalan romantis.
“Beda dibandingkan dengan naksir-naksiran ataupun berada dalam hubungan yang didasari cinta,” kata Zoe, seorang konsultan manajemen berusia 30-an. “Obsesi bersama seseorang itulah yang bersifat menghancurkan seluruh sisi hidup saya. Hal itu mempengaruhi persahabatan, kesehatan, dan pekerjaan saya.”
Libby menghadiri perawatan karena ia menyadari dirinya terobsesi pada hubungan-hubungan yang rapuh dasarnya dalam kenyataan. “Aku mendapatkan secercah perhatian dari seseorang dan kemudian memupuk kecanduan itu dengan mendengarkan musik romantis sambil memproyeksikan suatu hubungan yang keseluruhannya hanya khayalan,” katanya.
“Aku mengukur nilai diriku pada caranya orang tak dikenal melihatku. Jika mereka menyukaiku, aku merasa enak. Jika tidak, aku kelabakan. Tapi perhatian yang positif tidak membantu karena aku menginginkan lebih lagi.”
Berada Dalam Dasar Jurang
Bagi Zoe, Tom, dan Libby, mereka baru minta tolong setelah kepedihan perilaku mereka telah cukup kuat terasa.
Bagi Zoe, kepedihan itu adalah ketika ia terlibat dalam perilaku yang semakin berisiko. “Setelah menempatkan diri dalam situasi-situasi yang semakin berbahaya, pernah diperkosa, melakukan seks tanpa pelindung hingga hamil, melakukan seks tanpa pelindung dengan orang yang setahuku memilik penyakit menular seksual. Dan bukan hanya perilaku berisiko saja, dalam suatu hubungan aku pernah membelanjakan hingga 20 ribu dolar Australia (Rp 200 juta) hanya karena pasanganku menginginkannya.”
Dalam kasus Tom, menikah memungkinkannya menutupi perilakunya yang sebenarnya.
“Aku tidak menyadari bahwa pernikahan telah menopangku selama 15 tahun dan menjagaku tetap fungsional. Aku meninggalkan pernikahanku hingga terhempas. Itulah saatnya aku benar-benar terjerumus dalam neraka,” katanya.
Bagi Libby, ia minta tolong ketika menyadari bahwa obsesi romantisnya telah menghancurkan martabatnya.
“Semakin seseorang menolak aku, semakin aku menggebu-gebu. Tapi tidur dengan mereka malah mengoyak rasa percaya diriku. Setiap kali aku keluar dari setiap hubungan, aku berada dalam keadaan lebih porak poranda dan pahit. Sungguh menjadi penyadaran buatku, bahwa dalam hubungan yang sehat, kita tidak perlu mengejar-ngejar orang supaya menyukai kita.”
Benar-benar Ketagihan atau Sekedar Dalih?
“Ya, dua-duanya. Tergantung kepada situasi,” kata Adam Szmerling, seorang psikoterapis psikoanalitik yang khusus tertarik menangani pecandu seks.
“Saya pernah melihat kejadian di mana orang menyebutnya “ketagihan” untuk berdalih pada pasangan terkait penyelewengan dan menyamarkan dalamnya kepedihan mereka. Tapi saya juga pernah melihat situasi yang sangat nyata, dan orangnya merasa tergerak melakukan sesuatu yang mereka sadari dapat membuatnya merasa lebih buruk.”
“Tentu saja, pada beberapa orang, memang ada tanda-tanda ketagihan. Orang itu menarik diri, atau mereka menjadi liar dan kemudian mencoba mengendalikannya dengan masa berpantang. Namun demikian, penggunaan kekuatan niat ataupun peredaman malah membuatnya semakin kuat.”
Salah satu bentuk paling lazim penanganan kecaduan seks didasarkan kepada prinsip-prinsip 12 langkah yang dikenal dalam Alcoholics Anonymous. Dengan demikian, Sex and Love Addicts Anonymous (SLAA) menangani orang yang menggunakan seks dan hubungan dalam cara kompulsif, serupa dengan seorang alkoholik memperlakukan miras.
by:rajapoker88.com